Minggu, 05 Januari 2014

TULISAN VI

Dampak Globalisasi Terhadap Ekonomi Indonesia



Dampak Globalisasi - Globalisasi ialah bebasnya keterkaitan sosial dan saling membutuhkan antar wilayah negara di dunia bahkan antar manusia sehingga semakin menyempitkan batas - batas antar Negara. Sedangkan menurut Achmad Suparman, globalisasi merupakan suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Maka dari itu timbul harapan kepada masyarakat dan pelaku industri yang harus siap menemui pengaruh yang terjadi dari globalisasi terutama pengaruh globalisasi pada ekonomi Indonesia.
 
Salah satu contoh globalisasi yang bisa kita rasakan saat ini adalah pasar bebas. Tentu hal ini tak terlepas dari pengaruh yang akan ditimbulkan baik positif dan negatif. Pengaruh postif globalisasi diantaranya :
  • Meningkatnya produksi global.
  • Dapat meningkatkan taraf ekonomi suatu negara
  • Mendapatkan lebih banyak modal dan pengetahuan yang lebih baik
  • Terciptanya pandangan yang lebih terbuka di segala aspek kehidupan

Sedangkan pengaruh negative yang akan timbul karena globalisasi adalah sebagai berikut :
  • Meningkatnya tingkat konsumtif masyarakat
  • Tidak tersaringnya kebebasan informasi
  • Berkurangnya nilai budaya lokal
  • Mengganggu Sektor industri
  • Kacaunya neraca pembayaran
  • Mempersulit sektor ekonomi jangka panjang

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
  1. Semakin sering beroperasinya kapal-kapal tanker yang mendistribusi barang antar negara.
  2. Makin sempitnya ruang dan waktu yang ditandai oleh pesawat telepon, satelit dan internet.
  3. Ketergantungan pasar dan produksi ekonomi di berbagai negara dunia, bertambahnya pengaruh perusahaan multinasional dan organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
  4. Bertambahnya intensitas interaksi kultural ditandai berkembangnya media massa.
  5. Melonjaknya problema universal, contohnya masalah lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi dan lain-lain.

Dalam persaingan di era globalisasi, menuntut produk yang dapat menunjukkan kualitas dan kreasinya. Oleh karena itu para pelaku pasar industri diharapkan mau dan mampu belajar memperluas pengetahuan serta berpikiran terbuka dengan tidak melupakan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Mari coba kita lihat bentuk nyata globalisasi ekonomi di Indonesia adalah mulainya CAFTA (China Asia Free Trade Assosiation) beroperasi dimana diberlakukan impor komoditas China. Ditambah lagi berlakunya perjanjian penghapusan tarif impor, disitu dapat kita rasakan betapa pasar saat ini yang dibanjiri oleh produk China. Namun jika kita sadar sebenarnya Indonesia harus bisa belajar dari China. Mereka yang sangat pandai meniru produk dan membuatnya labih baik daripada yang ditiru merupakan kunci keberhasilan China selama ini.

Tak perlu menyalahkan siapapun atas ketidakdigdayaan Indonesia dalam menghadapi pasar global saat ini. Yang diperlukan adalah bagaimana cara kita untuk segera menyadari dan berubah menjadi lebih baik lagi. Jadikan anggapan masyarakat dunia bahawa orang Indonesia kaya akan inovasi, kreasi dan mau bekerja keras serta pantang menyerah bahwa itu semua benar.

Sumber:
Analisis:
Saya membaca artikel tentang solusi globalisasi di link http://sosbud.kompasiana.com/2013/10/20/globalisasi-apa-solusinya-600759.html. Menurut saya solusi ini dapat membantu mengurangi globalisasi yang terjadi di Indonesia.
Globalisasi merupakan kondisi terjadinya perubahan di berbagai aspek kehidupan manusia yang terjadi secara cepat dan mendunia. Globalisasi tersebut dipicu dan dipercepat dengan adanya keterbukaan informasi dan perkembangan IPTEK. Globalisasi ini memiliki dampak dengan meningkatnya tuntutan standar kompetensi yang harus dimiliki setiap orang. Oleh karena itu, dalam menghadapi globalisasi yang lebih berperan untuk mencapai kesuksesan yaitu kekuatan daya pikir, seperti kecerdasan, kreativitas, dan inovasi.
Globalisasi memiliki beberapa indikator, yaitu:
1. Cepatnya perkembangan IPTEK
2. Keterbukaan informasi
3. Persaingan di berbagai bidang usaha
4. Pergeseran budaya dan politik
5. Standarisasi kualitas secara global
Dampak dari adanya globalisasi antara lain:
1. Modernisasi melawan kesiapan mental masyarakat
2. Negera yang kuatlah yang akan mampu menguasai teknologi dan informasi
3. Semakin lebarnya kesenjangan ekonomi dan social
4. Adopsi kultur yang berdampak positif dan negatif
5. Tuntutan yang semakin besar terhadap tuntunan kompetensi pendidikan
6. Semakin tingginya ketergantungan masyarakat terhadap teknologi
Globalisasi juga terjadi di Indonesia. Lalu, apa dampak yang ditimbulkan dengan adanya globalisasi di Indonesia ini?
1. Dampak Positif
  • Informasi semakin mudah didapatkan
  • Semakin terbukanya peluang untuk meningkatkan kompetensi
  • Meningkatnya kesadaran sikap profesionalisme
  • Meningkatnya kreativitas dan inovasi dengan semakin terbukanya iptek
  • Masyarakat semakin kritis
2. Dampak Negatif
  • Kekalahan dalam persaingan global
  • Ketergantungan terhadap Negara lain
  • Cenderung menjadi penikmat (konsumen) dalam perdagangan
  • Pergeseran budaya timur ke barat
  • Berkembangnya sikap egois, hedonisme, mau menang sendiri, anarki, dan sikap negative lainnya
  • Menurunnya rasa nasionalisme
  • Berpikir secara instan, masa bodoh, dan mudah menyerah
Dengan adanya dampak negatif dari globalisasi ini, maka harus ada penyeimbang agar masyarakat tidak sepenuhnya terpengaruh dengan dampak negatif tersebut, yaitu:
· Kecintaan terhadap budaya nasional masih terasa di lingkungan masyarakat
· Nila-nilai spiritual masih sangat berpengaruh dalam masyarakat
· Masih bertahannya sikap gotong royong, peduli kepada masyarakat, dan hormat kepada orang yang lebih tua
Dengan adanya globalisasi ini, masih ada yang menjadi tantangan bagi berat bagi masyarakat di Indonesia. Tantangan tersebut yaitu kondisi masyarakat pendidikan dan usaha yang kurang kondusif. Lalu, apa yang menyebabkan hal ini masih menjadi sebuah tantangan?
1. Sumber daya manusia yang kurang siap pakai karena links & match antara pendidikan dengan lingkungan usaha tidak sesuai harapan
2. Kurangnya pembinaan soft skill kepada siswa atau mahasiswa
3. Adanya gab besar antara tujuan pendidikan dan industri
Oleh karena itu, dibutuhkan penyeimbang antara lingkungan pendidikan dengan dunia usaha di Indonesia. Kondisi penyeimbang tersebut yaitu
1. Sumber daya masunia yang memiliki potensi tinggi masih tersedia
2. Peluang kerja masih terbuka lebar
3. Meningkatnya kepedulian dunia usaha terhadap dunia pendidikan
Apakah yang dapat dijadikan solusi dalam masalah ini? Nilai-nilai olimpisme dapat dijadikan sebagai alternatif solusinya. Apa sajakah nilai-nilai olimpisme itu??
1. Living Respect
Dengan adanya sikap menghormati, maka:
· Kecintaan terhadap budaya bangsa akan meningkat
· Meningkatnya kepedulian terhadap sesame
· Selalu ingin bersikap positif
· Saling ,enghargai perbedaan
2. Living Excellent
Dengan adanya sikap prestatif, maka:
· Masyarakat tidak akan mudah menyerah
· Tidak mudah merasa puas dan selalu bekerja keras
· Melihat tantangan sebagai peluang
· Masyarakat akan semakin dinamis, kreatif, inovatif, dan selalu ingin berkarya dan belajar
Sikap prestatif ini, sesuai dengan filosofi “Citius, Altius, dan Fortius” (lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat). Filosofi tersebut bermakna bahwa sebuah bangsa akan lebih maju jika masyaraktnya selalu ingin lebih cepat dalam belajar, lebih tinggi dalam target prestasi, dan memiliki kekuatan sumberdaya yang lebih baik.
3. Living Fair Play
Dengan adanya sikap ini, maka:
· Semakin tinggi sikap sportifitas
· Dapat meminimalisasi penyakit masyarakat (KKN)
· Mengurangi budaya malas dan instan
· Menghargai kejujuran

Dengan penjabaran tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa globalisasi memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan masyarakat. Untuk memerangi sikap negatif tersebut, maka nilai-nilai olimpisme dapat dijadikan solusinya. Sehingga kita dapat menjadikan globalisasi ini menjadi peluang untuk menjadi yang lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar