AUDIT INVESTASI
SURAT BERHARGA
Investasi merupakan
penanaman uang di luar perusahaan yang dapat berupa surat berharga atau aktiva
lain yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perusahaan.
Investasi dapat dilakukan dengan membeli saham maupun obligasi. Investasi pada
luar perushaan dapat dibedakan menjadi dua jenis., yaitu investasi jangka
panjang dan investasi jangka pendek (marketable securities).
Tujuan dari investasi jangka pendek pada saham maupun obligasi yaitu untuk
menanamkan kas yang sementara waktu digunakan dalam kegiatan bisnis perusahaan
dan juga digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh capital gain.
Tujuan dari investasi jangka panjang pada saham maupun obligasi yaitu untuk
memperoleh pendapatan bunga atau deviden dalam jangka panjang. Dapat pula
digunakan perusahaan untuk mengendalikan perusahaan lain melalui kepemilikan
saham.
Isi (Definisi menurut PSAK No. 50 tahun
2007)
Ø Efek (security) adalah surat berharga, yaitu surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, oblgasi, tanda bukti utang,
unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan
setiap derivative dari efek.
Ø Efek Utang (debt security) adalah efek yang menunjukkan
hubungan hutang piutang antara kreditor dengan entitas yang menerbitkan efek.
Ø Efek Ekuitas (Equity Security) adalah efek yang menunjukkan
hak kepemilikan atas suatu ekuitas, atau hak untuk memperoleh (misalnya :
waran, opsi beli) atau hak untuk menjual (misalnya : opsi jual) kepemilikan
tersebut dengan harga yang telah atau akan ditetapkan.
AKUNTANSI INVESTASI
EFEK
Pada saat pemerolehan, perusahaan harus mengklasifikasikan efek utang dan efek
ekuitas ke dalam salah satu dari tiga kelompok berikut ini:
Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity), sekuritas hutang
yang menurut maksud dan kemampuan perusahaan akan dimiliki sampai jatuh tempo.
Diperdagangkan (trading), sekuritas hutang yang dibeli dan
dimiliki terutama untuk dijual dalam waktu dekat untuk mengahsilkan Capital
Gain.
Tersedia untuk dijual (available for sale), sekuritas hutang
yang tidak diklasifikasikan sebagai sekuritas yang dimiliki sampai jatuh tempo
atau perdagangan.
Efek yang
Diklasifikasikan dalam Kelompok “Dimiliki hingga Jatuh Tempo”
Jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki efek utang hingga jatuh tempo,
maka investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan dalam kelompok
“dimiliki hingga jatuh tempo” dan disajikan dalam neraca sebesar biaya perolehan
setelah amortisasi premi atau diskonto.
Perusahaan mungkin mengubah dari “memiliki efek utang tertentu sampai dengan
jatuh tempo” dengan menjual atau mentransfer efek utang tersebut. Penjualan
atau transfer efek utang tidak dianggap sebagai perubahan dalam tujuan
“dimiliki hingga jatuh tempo” jika perubahan tersebut disebabkan oleh kondisi
berikut ini:
Terdapat bukti
mengenai penurunan signifikan risiko kredit perusahaan penerbit efek.
Terjadi perubahan
peraturan perpajakan yang menghapuskan atau menaikkan tarif pajak final yang
berlaku atas bunga dari efek utang (tidak termasuk perubahan peraturan
perpajakan yang merevisi tarif pajak atas bunga secara umum).
Terjadi
penggabungan usaha atau penjualan dalam jumlah besar (seperti penjualan segmen)
yang mengakibatkan diperlukannya penjualan atau transfer efek dalam kelompok
“dimiliki hingga jatuh tempo” untuk mempertahankan risiko kredit perusahaan dan
posisi risiko suku bunga yang ada saat tersebut.
Terjadi perubahan
dalam persyaratan atau peraturan perundangan yang secara signifikan mengubah
definisi investasi yang diizinkan atau tingkat maksimum investasi yang
diizinkan dalam jenis efek tertentu, sehingga perusahaan harus melepaskan efek
dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
Terjadi perubahan
peraturan pemerintah mengenai modal minimum industri tertentu yang
mengakibatkan perusahaan mengurangi aktivitas usahanya atau skala operasinya
dan menjual efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
Terjadi perubahan
dalam peraturan pemerintah yang mengakibatkan bertambahnya bobot risiko atas
investasi efek utang dalam perhitungan rasio tertentu, misalnya dalam
perhitungan solvabilitas perusahaan asuransi atau perhitungan rasio kecukupan
modal perbankan.
Selain perubahan
yang diuraikan di atas, kejadian lain yang tidak berulang dan bersifat luar
biasa yang tidak dapat diantisipasi, dapat menyebabkan perusahaan menjual atau
mentransfer efek tertentu dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, tanpa harus
dipertanyakan tujuan awal pemilikan efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo mempertimbangkan efek lain dalam kelompok yang sama.
Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan efek utang ke dalam kelompok
“dimiliki hingga jatuh tempo” jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki
efek tersebut untuk periode yang tidak ditentukan. Oleh karena itu, efek utang
tidak boleh diklasifikasikan dalam kelompok ini jika perusahaan bermaksud
menjual efek tersebut, misalnya, untuk menghadapi perubahan tingkat bunga pasar
dan perubahan yang berhubungan dengan risiko sejenis, dan untuk kebutuhan
likuiditas.
Dalam manajemen aset dan kewajiban suatu entitas, manajemen dapat menentukan
bahwa keseimbangan manajemen risiko keuangan perusahaan dapat dicapai tanpa
harus menyediakan seluruh investasinya dalam efek untuk dijual pada saat
diperlukan. Dalam hal ini, perusahaan dapat menentukan bahwa efek utang
tertentu digolongkan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dan tak akan
dijual untuk tujuan manajemen risiko keuangan. Berdasarkan tujuan kepemilikan
efek utang tersebut, perusahaan dapat mengakui efek utang tersebut dengan
metode biaya perolehan (termasuk amortisasi diskonto atau premium).
Efek yang Diklasifikasikan dalam Kelompok “Diperdagangkan” dan “Tersedia untuk
Dijual“
Investasi efek utang yang tidak diklasifikasikan ke dalam “dimiliki hingga
jatuh tempo” dan efek ekuitas yang nilai wajarnya telah tersedia, harus
diklasifikasikan ke dalam salah satu kelompok berikut ini dan diukur sebesar
nilai wajarnya dalam neraca:
“Diperdagangkan”.
Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus
diklasifikasikan dalam kelompok “diperdagangkan”. Efek dalam kelompok
“diperdagangkan” biasanya menunjukkan frekuensi pembelian dan penjualan yang
sangat sering dilakukan. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan
laba dari perbedaan harga jangka pendek.
“Tersedia untuk
dijual”. Efek yang tidak diklasifikasikan dalam kelompok “diperdagangkan” dan
dalam kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo”, harus diklasifikasikan dalam
kelompok “tersedia untuk dijual”.
Pelaporan Perubahan
Nilai Wajar
Laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam kelompok diperdagangkan
harus diakui sebagai penghasilan. Laba atau rugi yang belum direalisasi atas
efek dalam kelompok tersedia untuk dijual (termasuk efek yang diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar) harus dimasukkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan
secara terpisah, dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai saat laba
atau rugi tersebut dapat direalisasi.
Untuk ketiga kelompok efek tersebut, dividen dan pendapatan bunga, termasuk
amortisasi premi dan diskonto yang timbul saat perolehan, selalu diakui sebagai
penghasilan. Pernyataan ini tidak berdampak terhadap metode yang digunakan
untuk mengakui dan mengukur jumlah dividen dan pendapatan bunga. Laba atau rugi
yang telah direalisasi untuk efek yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia
untuk dijual atau dimiliki hingga jatuh tempo juga tetap harus dilaporkan
sebagai penghasilan.
Perubahan Kelompok Investasi
Pemindahan efek antarkelompok dicatat sebesar nilai wajarnya. Pada tanggal
perubahan kelompok, laba atau rugi yang belum direalisasi harus dicatat sebagai
berikut:
untuk efek yang dipindahkan dari kelompok diperdagangkan, laba atau rugi yang
belum direalisasi pada tanggal transfer telah tercatat sebagai penghasilan dan
oleh karena itu tidak boleh
dihapus.
untuk efek yang
dipindahkan ke kelompok diperdagangkan, laba atau rugi yang belum direalisasi
pada tanggal pemindahan diakui sebagai penghasilan pada saat tersebut.
untuk efek utang
yang dipindahkan ke kelompok tersedia untuk dijual dari kelompok dimiliki
hingga jatuh tempo, laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam kelompok
ekuitas secara terpisah pada tanggal pemindahan kelompok.
untuk efek utang
yang ditransfer ke kelompok tersedia untuk dijual dari kelompok dimiliki hingga
jatuh tempo, laba atau rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer harus
tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas secara terpisah, namun harus diamortisasi
selama masa manfaat efek dengan cara yang konsisten dengan amortisasi premi
atau diskonto. Amortisasi laba atau rugi yang belum direalisasi tersebut akan
sepadan dengan pengaruh amortisasi premi atau diskonto terhadap pendapatan
bunga dari efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
Penurunan Nilai
Efek
Untuk efek individual dalam kelompok tersedia untuk dijual atau dimiliki hingga
jatuh tempo, perusahaan harus menentukan apakah penurunan nilai wajar di bawah
biaya perolehan (termasuk amortisasi premi dan diskonto) merupakan penurunan
yang bersifat permanen atau tidak. Jika ada kemungkinan investor tidak dapat
memperoleh kembali seluruh jumlah biaya perolehan yang seharusnya diterima
sehubungan dengan persyaratan perjanjian efek utang, maka penurunan yang
bersifat permanen dianggap telah terjadi.
Jika penurunan nilai wajar dinilai sebagai penurunan permanen, biaya perolehan
efek individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah
penurunan nilai tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi sebagai rugi yang
telah direalisasi. Biaya perolehan yang baru tidak boleh diubah kembali.
Kenaikan selanjutnya dalam nilai wajar efek dalam kelompok tersedia untuk
dijual harus dimasukkan ke dalam komponen ekuitas secara terpisah. Penurunan selanjutnya
dari nilai wajar, jika bukan merupakan penurunan nilai sementara, juga harus
dimasukkan ke dalam komponen ekuitas secara terpisah.
PENYAJIAN
Perusahaan dengan neraca yang aktiva dikelompokkan menjadi aktiva lancar,
aktiva tetap dan aktiva lain-lain kewajibannya dikelompokkan manjadi kewajiban
jangka pendek dan jangka panjang (classified balance sheet) harus melaporkan
semua efek yang diperdagangkan sebagai aktiva lancar. Efek dalam kelompok
dimiliki hingga jatuh tempo dan efek dalam kelompok tersedia untuk dijual
disajikan sebagai aktiva lancar atau aktiva tidak lancar berdasarkan keputusan
manajemen. Khusus untuk efek utang dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo
dan kelompok tersedia untuk dijual yang jatuh tempo pada tahun berikutnya harus
dikelompokkan sebagai aktiva lancar.
Dalam laporan arus kas, arus kas yang digunakan untuk atau berasal dari
pembelian, penjualan, dan jatuh tempo efek dalam kelompok tersedia untuk dijual
dan dimiliki hingga jatuh tempo, harus diklasifikasikan sebagai arus kas
aktivitas investasi, dan dilaporkan sebesar nilai bruto untuk setiap kelompok
efek di dalam laporan arus kas. Arus kas untuk atau dari pembelian, penjualan,
dan jatuh tempo efek dalam kelompok diperdagangkan harus diklasifikasikan
sebagai arus kas aktivitas operasi.
PENGUNGKAPAN
Untuk efek dalam kelompok tersedia untuk dijual dan kelompok dimiliki hingga
jatuh tempo, informasi berikut ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan untuk setiap kelompok utama efek:
nilai wajar
agregat,
laba yang belum
direalisasi dari pemilikan efek,
rugi belum
direalisasi dari pemilikan efek,
biaya perolehan,
termasuk jumlah premi dan diskonto yang belum diamortisasi.
Untuk efek utang
dalam kelompok tersedia untuk dijual dan kelompok dimiliki hingga jatuh tempo,
informasi mengenai tanggal jatuh tempo efek utang tersebut harus diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan tahun terakhir yang disajikan. Informasi
tentang tanggal jatuh tempo dapat dikelompokkan menurut jangka waktunya sejak
tanggal neraca. Lembaga keuangan harus mengungkapkan nilai wajar dan biaya
perolehan efek utang, termasuk diskonto dan premium yang belum diamortisasi
berdasarkan, sedikitnya, 4 kelompok tanggal jatuh tempo berikut ini:
jatuh tempo dalam
waktu kurang dari 1 tahun,
jatuh tempo dalam
waktu antara 1 sampai 5 tahun,
jatuh tempo dalam
waktu antara 5 sampai 10 tahun,
jatuh tempo dalam
waktu lebih dari 10 tahun.
Efek yang tidak
jatuh tempo pada tanggal tertentu, seperti efek yang pembayarannya dijamin
hipotik, dapat diungkapkan secara terpisah (tidak dialokasikan ke dalam
beberapa kelompok jatuh tempo tersebut). Jika penggolongan jatuh temponya
dialokasikan, dasar alokasinya harus diungkapkan. Untuk setiap periode
akuntansi, perusahaan harus mengungkapkan:
penerimaan dari
penjualan efek dalam kelompok tersedia untuk dijual, laba dan rugi yang
direalisasi dari penjualan tersebut.
dasar penentuan
biaya perolehan dalam menghitung laba atau rugi yang direalisasi (misalnya,
identifikasi khusus, rata-rata, atau metode lain).
laba dan rugi yang
dimasukkan sebagai penghasilan dari pemindahan pengelompokan efek dari kelompok
tersedia untuk dijual ke kelompok diperdagangkan.
perubahan laba atau
rugi pemilikan yang belum direalisasi untuk efek dalam kelompok tersedia untuk
dijual yang telah dimasukkan ke dalam komponen ekuitas secara terpisah selama
periode yang bersangkutan.
perubahan dalam
laba atau rugi pemilikan efek yang belum direalisasi dari efek untuk tujuan
diperdagangkan yang telah diakui sebagai penghasilan dalam periode pelaporan.
Untuk setiap
penjualan atau transfer efek dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo harus
diungkapkan:
jumlah akumulasi
amortisasi diskonto atau premiumnya untuk efek yang dijual atau dipindahkan ke
kelompok lain,
laba atau rugi
penjualan efek, baik yang telah direalisasi maupun yang belum direalisasi, dan
kondisi yang
mengakibatkan diambilnya keputusan menjual atau memindahkan kelompok efek
tersebut.
OBLIGASI
Macam-macam obligasi:
Jika ditinjau dari
jatuh temponya : obligasi biasa dan obligasi berseri.
Obligasi biasa
adalah obligasi yang jatuh tempo pada saat yang sama.
Obligasi berseri
adalah obligasi yang jatuh temponya berurutan dalam periode-periode tertentu.
Jika ditinjau dari
jaminannya : obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin.
Obligasi dijamin
adalah obligasi yang memberikan jaminan pada investor perusahaan tidak dapat
membayar utangnya, investor dapat mengklaim jaminan itu.
Obligasi tidak dijamin
adalah obligasi yang tidak memberikan jaminan pada investor perusahaan tidak
dapat membayar utangnya, investor dapat mengklaim jaminan itu.
Obligasi yang
dijamin oleh pihak lain (obligasi bergaransi)
Obligasi yang dapat
ditukarkan dengan saham.
Jika ditinjau dari
bentuknya : obligasi atas nama dan obligasi kupon.
Obligasi atas nama
hanya dapat diambil bunganya oleh orang yang namanya terdaftar sehingga jika
dijual harus dilaporkan ke perusahaan yang mengeluarkan obligasi itu. Obligasi
kupon merupakan obligasi yang bebas, tidak atas nama. Setiap lembar obligasi
disertai dengan kupon-kupon sebanyak tanggal pembayaran bunga. Kupon itu
digunakan untuk mengambil bunga.
Harga beli obligasi tidak selalu sebesar nilai nominalnya. Besarnya harga
ditentukan oleh tingkat bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga obligasi
semakin tinggi dan sebaliknya semakin kecil bunga obligasi, semakin rendah
harganya. Apabila persentase bunga obligasi melebihi tingkat bunga di pasar,
maka harga jual obligasi akan diatas nilai nominal (dengan agio), tetapi bila
tarif bunga obligasi lebih rendah daripada tingkat suku bunga dipasar maka
harganya dibawah nilai nominal (dengan disagio).
Untuk menentukan besarnya harga obligasi dapat dilakukan dengan cara menghitung
nilai tunai dari jumlah jatuh tempo ditambah dengan nilai tunai bunga yang akan
diterima.
Apabila obligasi dibeli diantara tanggal pembayaran bunga, pembeli membayar
harga beli ditambah bunga berjalan yaitu bunga sejak tanggal pembayaran bunga
terakhir sampai tanggal pembelian obligasi. Pembayaran bunga berjalan ini
merupakan harga perolehan obligasi.
PERTUKARAN OBLIGASI
Apabila obligasi yang dimiliki ditukarkan dengan surat berharga lain, maka
rekening penanaman modal dalam obligasi ditutup dan dibuka rekening penanaman
modal yang baru. Surat berharga yang diterima dicatat sebesar harga di bursa,
selisihnya dengan nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi.
SAHAM
Investasi dalam saham yang dikelompokkan sebagai investasi jangka panjang yang
biasanya dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
Untuk mengawasi perusahaan lain.
Untuk memperoleh pendapatan yang tetap setiap periode.
Untuk membentuk suatu dana khusus.
Untuk menjamin kontinuitas suplai bahan baku.
Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.
Metode pencatatan
modal saham berdasarkan PSAK No 15:
Metode Harga Pokok (Cost Method)
Investasi saham
dalam perusahaan lain yang jumlahnya kurang dari 20% dan tidak dapat
mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki dicatat dengan metode harga
pokok. Dalam metode ini penanaman modal dalam saham akan dicantumkan dalam
neraca sebesar harga pokoknya. Perubahan-perubahan harga pasar tidak dicatat
dan rugi atau laba baru diakui pada saat saham-saham tersebut dijual.
FASB Statement No 12 menyatakan bila penanaman modal dilakukan pada saham-saham
yang memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai marketable ssecurities, maka
perusahaan dapat menggunakan metode harga pokok atau harga pasar yang lebih
rendah, seperti dalam hal investasi jangka pendek.
Metode Pemilikan
(Equity Method)
Dengan menggunakan
metode ini, penanaman modal dicatat sebesar harga pokoknya. Setiap akhir
periode akuntansi, harga pokok ini diubah sesuai dengan bagian laba atau rugi
yang diperoleh perusahaan yang sahamnya dimiliki. Dividen yang diterima dari
saham-saham ini dicatat mengurangi saldo rekening penanaman modal dalam saham.
Bagian laba atau rugi oleh investor dicatat sebagai laba atau rugi untuk tahun
buku yang bersangkutan.
Laporan keuangan
yang dikonsolidasikan
Cara ini harus
digunakan apabila investor memiliki saham perusahaan lain lebih dari 50% dari
jumlah yang beredar. Dalam hal ini laporan keuangan induk perusahaan (parent
company) harus dikonsolidasikan dengan laporan anak perusahaan (subsidiary
company).
PEMBELIAN SAHAM
Harga pokoknya adalah jumlah semua uang yang dibayarkan dalam pembelian (harga
kurs, biaya-biaya komisi, materai, dll). Jumlah tersebut akan dicatat dengan
mendebit rekening penanaman modal saham.
Jika pembelian saham dilakukan secara lumpsum (bersama) maka alokasi harga beli
dilakukan dengan dasar sebagai berikut :
Jika harga pasar
masing-masing saham yang dibeli diketahui, alokasi didasarkan pada perbandingan
jumlah relative masing-masing saham.
Jika yang diketahui
harga pasarnya hanya satu jenis saham, maka harga pasar saham yang diketahui,
diperlakukan sebagai harga pokok saham tersebut dan sisanya merupakan harga
pokok saham jenis yang lain.
Jika harga pasar
masing-masing saham yang dibeli itu tidak diketahui, maka alokasi harga
pokoknya ditangguhkan sampai salah satu saham dapat diketahui harga pasarnya.
DIVIDEN
Dividen yang diterima oleh pemegang saham jumlahnya tergantung pada jumlah
lembar saham yang dimiliki. Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari
perusahaan yang membagi saham tersebut disebut dividen saham.
TITIK KRITIS SEKURITAS OBLIGASI
Penyajian laporan
keuangan. Obligasi yang dijadikan sebagai jaminan atau digadaikan harus
di-disclosure.
Pendapatan bunga
yang diperoleh dari investasi pada obligasi. Pendapatan bunga yang akan
diterima pada periode yang akan datang dan belum menjadi haknya mungkin dapat
diakui sebagai pendapatan bunga pada periode berjalan.
Penurunan nilai.
Setiap harus dievaluasi pada setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah
investasi itu mengalami penurunan nilai (impairment) yang bersifat tidak
temporer.Jika penurunan itu dianggap tidak temporer, maka dasar biaya dari
setiap sekuritas diturunkan sampai kedasar biaya yang baru. Jumlah penurunan
itu diperhitungkan sebagai kerugian yang direalisasi dan karenanya dimasukkan
ke dalam laba bersih. Untuk sekuritas obligasi pengujian penurunan nilai
ditunjukkan untuk menentukan apakah “kemungkinan besar bahwa investor tidak
akan bisa menagih seluruh jumlah terutang menurut persyaratan kontraktual”.
Untuk sekuritas saham, faktor yang dipertimbangkan adalah berapa lama dan
sejauh mana nilai wajar berada dibawah kondisi cost, kondisi keuangan dan
prospek jangka pendek emitennya serta niat dan kemampuan perusahaan investor
untuk mempertahankan investasinya agar memungkinkan ia untuk melakukan pemulihan
nilai wajar yang telah diantisipasi. Pengujian penurunan nilai yang digunakan
untuk saham dan obligasi didasarkan pada pengujian nilai wajar.
Transfer diantara
kategori. Transfer diantara kategori diperhitungkan sebesar nilai wajar. Jika
sekuritas yang tersedia untuk dijual ditransfer ke investasi yang dimiliki
sampai jatuh tempo, maka investasi bari ini (yang dimiliki sampai jatuh tempo)
dicatat pada tanggal transfer dicatat sebesar nilai wajar kategori yang baru.
Jika investasi yang dimiliki sampai jatuh tempo ditransfer menjadi investasi
yang tersedia untuk dijual, maka investasi yang baru (yang tersedia untuk
dijual) dicatat pada nilai wajarnya.
Kontroversi nilai
wajar. Masalah-masalah utama yang timbul diantaranya: (a) Pengukuran
berdasar niat, sekuritas obligasi dapat diklasifikasikan sebagai sekuritas yang
dimiliki sampai jatuh tempo, tersedia untuk dijual, atau perdagangan.
Akibatnya, tiga sekuritas obligasi yang identik bisa saja dilaporkan dengan
tiga cara yang berbeda dalam laporan keuangan. Selain itu, kategori dimiliki
sampai jatuh tempo hanya didasarkan pada niat semata, yang merupakan evaluasi
subjektif. (b) Perdagangan keuntungan, obligasi tertentu dapat
diklasifikasikan sebagai obligasi yang dimiliki sampai jatuh tempo dan
karenanya dilaporkan pada biaya yang diamortisasikan, sementara obligasi dapat
diklasifikasikan sebagai sekuritas yang tersedia untuk dijual dan dilaporkan
pada nilai wajarnya dengan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
dilaporkan sebagai laba komprehensif lainnya. (c) Kewajiban tidak dinilai
secara wajar, jika suatu sekuritas investasi harus dilaporkan pada nilai
wajarnya, maka kewajiban juga harus demikian.
TITIK KRITIS
SEKURITAS SAHAM
Kepemilikan, surat
berharga yang ada pada perusahaan benar-benar menjadi milik perusahaan
tersebut.
Penilaian, saham
dinilai dengan benar sesuai dengan kondisi yang ada.
Pencatatan /
pengakuan Pendapatan Dividen, pendapatan dividen yang akan diterima pada
periode yang akan datang mungkin telah diakui sebagai pendapatan dividen pada
periode berjalan perusahaan tersebut.
Peristiwa /
Transaksi yang tidak biasa, adanya pengaruh krisis financial yang terjadi pada
suatu negara yang dapat mempengaruhi keadaan perusahaan.
Perubahan Akuntansi,
adanya perubahan akuntansi yang tidak serta merta diikuti pada pencatatan yang
dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menimbulkan adanya over maupun
understated.
Sumber:
Analisis:
Investasi dalam surat
berharga dapat merupakan aktiva lancar (current assests) atau non-current
assets tergantung maksud/tujuan dari pembelian surat berharga
tersebut. Kalau surat berharga
dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang tersedia, biasanya
surat berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu singkat dan surat
berharga tersebut diklasifikasikan sebagaitemporary investment atau marketable
securities yang merupakan current assets. Misalnya dalam
bentuk deposito berjangka (lebih dari tiga bulan) dan surat-surat saham atau
obligasi yang marketable.