Angkatan
Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia
produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi
sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Angkatan
kerja dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu :
1. Mereka yang bekerja penuh adalah
angkatan kerja yang aktif menyumbangkan tenaganya dalam kegiatan produksi.
2. Pengangguran terbuka atau open unemployment adalah mereka yang sama sekali tidak
bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan (sewaktu-waktu siap bekerja)
3. Setengah menganggur atau under unemployment adalah mereka yang bekerja tidak
sesuai dengan pendidikan/keahliannya atau tidak menggunakan sepenuh tenaganya
karena kekurangan lapangan perkerjaan. Contoh : Seorang sarjana bekerja
tidak sesuai dengan pendidikannya.
4. Pengangguran tersembunyi/tersamar
atau disebut disguise employment, artinya suatu
pekerjaan dikerjakan oleh pekerja yang berlebihan sehingga mereka tidak bekerja
maksimal.
Karakteristik Tenaga Kerja Indonesia
Angkatan
Kerja
Angkatan Kerja
Indonesia sebagai
Negara yang besar tentunya memiliki angkatan kerja yang sangat besar.
Lalu,struktur pasar tenaga kerja di Indonesia pun berubah relatif cepat. Mari
kita bahas bersama mengenai keadaan pasar kerja Indonesia dan karakteristik
pekerja Indonesia!
Bagaimana keadaan
pasar kerja di Indonesia?
Secara umum pasar
kerja Indonesia ditandai oleh lapangan kerja yang dualistik yaitu lapangan
kerja formal dan informal; tingkat pengangguran yang tinggi dan kualitas tenaga
kerja yang rendah.
Bagaimana
karakteristik tenaga kerja yang ada di Indonesia?
Dalam table 1, Anda
bisa melihat karakteristik dasar tenaga kerja Indonesia sejak tahun 1997 hingga
2010.
Table 1. Karakteristik Dasar Ketenagakerjaan Indonesia (1997 – 2010)
Populasi & Angkatan Kerja | 1997 | 2001 | 2004 | 2007 | 2010 |
Pendudukan ≥ 15 Thn (jutaan) | 135,07 | 144,03 | 153,92 | 164,12 | 172,07 |
Angkatan Kerja (jutaan) | 89,60 | 98,81 | 103,97 | 109,94 | 116,53 |
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) | 66,3% | 68,6% | 67,6% | 67% | 67,7% |
Bekerja (jutaan) | 85,41 | 90,81 | 93,72 | 99,93 | 108,21 |
Tingkat Partisipasi Kerja (TPK) | 95,3% | 91,9% | 90,1% | 90,9% | 92,9% |
Pengangguran Terbuka (jutaan) | 4,19 | 8,00 | 10,25 | 10,01 | 8,32 |
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) | 4.70% | 8.10% | 9.90% | 9.10% | 7.10% |
Setengah Pengangguran (Jutaan) | |||||
(0* Jam/Minggu) | 1,69 | 2,48 | 2,27 | 2,35 | 2,49 |
( 1 - 14 Jam/Minggu) | 5,95 | 4,28 | 4,24 | 5,22 | 5,78 |
(15 - 24 Jam/Minggu) | 11,34 | 10,05 | 9,80 | 9,98 | 12,48 |
(24 - 34 Jam/Minggu) | 14,65 | 13,40 | 13,91 | 14,17 | 15,01 |
Angkatan kerja
Indonesia selama 1997 - 2010 tumbuh sebesar 26,13% dengan rata-rata pertumbuhan
2,01% /tahun. Tingkat partisipasi angkatan kerja juga mengalami sedikit
kenaikan, dari 66,3% tahun 1997 menjadi 67,7% tahun 2010. Kenaikan jumlah
angkatan kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja ini disebabkan oleh
pertumbuhan penduduk. Sedang pertumbuhan penduduk yang bekerja selama periode
tersebut mencapai sekitar 23,2% dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,78%
/tahunnya.
Bagaimana
perbandingan tingkat partisipasi kerja dan tingkat pengangguran di Indonesia?
Tingkat partisipasi
kerja tahun 1996, setahun sebelum krisis ekonomi mencapai 94,9%, sedang tingkat
pengangguran mencapai 5,1%. Saat krisis ekonomi berlangsung, tingkat
partisipasi kerja terus mengalami penurunan hingga mencapai 88,8%, sebaliknya
tingkat penggangguran terbuka meningkat mencapai 11,2% tahun 2005. Untuk lebih
jelasnya, kita bisa melihat table dibawah ini.
Table 2. Trend Pengangguran 2000 – 2010 (juta)
Secara perlahan
tingkat partisipasi kerja kemudian kembali meningkat hingga mencapai 92,86%
seiring menurunnya tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 7,1% pada tahun
2010.
Pengertian tingkat
partisipasi kerja sebesar 92,86% disini menunjukkan bahwa setiap 100 orang yang
aktif di pasar kerja, 93 di antaranya bekerja, sementara 7 sisanya merupakan
pencari kerja alias (menganggur). Situasi ini menyebabkan pengangguran selalu
ditemukan dalam pasar kerja.
Pengangguran
Pengangguran atau tuna
karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat
dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur
harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat
menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga
mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, dikenal
istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya
bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Jenis & macam
pengangguran
Berdasarkan jam kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran
dikelompokkan menjadi 3 macam:
§ Pengangguran
Terselubung (Disguised Unemployment)
adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan
tertentu.
§ Setengah
Menganggur (Under Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan
pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja
yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
§ Pengangguran
Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh
tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang
belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya,
pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
§ Pengangguran
friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran
yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan
kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna
penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan
yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu
daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
§ Pengangguran
konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya)
kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
§ Pengangguran
struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka
panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
seperti:
1. Akibat
permintaan berkurang
2. Akibat kemajuan
dan pengguanaan teknologi
3. Akibat kebijakan
pemerintah
§ Pengangguran musiman (seasonal
Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan
menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang
menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
§ Pengangguran
siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran
yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan
tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
§ Pengangguran
teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran
yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga
mesin-mesin.
§ Pengangguran
siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate
demand).
Penyebab
Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan
pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalamperekonomian karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosiallainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan
cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam
persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur
harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan
efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga
dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran
terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Akibat
pengangguran
Bagi perekonomian negara
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan
pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3. Meningkatnya
biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Bagi masyarakat
1. Pengangguran
merupakan beban psikologis dan psikis.
2. Pengangguran
dapat menghilangkan keterampilan,
karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
Kebijakan-Kebijakan
Pengangguran
Adanya bermacam-macam pengangguran
membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran
yang terjadi, yaitu sebagai berikut.
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini,
cara yang digunakan adalah :
§ Peningkatan
mobilitas modal dan tenaga kerja.
§ Segera
memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke
tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
§ Mengadakan
pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang
kosong, dan
§ Segera
mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum
antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.
§ Perluasan
kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya.
§ Deregulasi dan debirokratisasi di
berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
§ Menggalakkan
pengembangan sektor informal, seperti home industry.
§ Menggalakkan
program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
§ Pembukaan
proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA,
dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk
merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan
cara sebagai berikut.
§ Pemberian
informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
§ Melakukan
pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu
musim tertentu.
Cara Mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini
antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.
§ Mengarahkan
permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
§ Meningkatkan
daya beli masyarakat